Panduan Utama Perencanaan Keuangan bagi Siswa
Ditulis oleh Satrio Wahono
Pengantar
Salah satu karakteristik penting dari Pelajar Pancasila adalah kemandirian. Dalam konteks ini, kemandirian dalam aspek kehidupan dan ekonomi menjadi salah satu yang paling utama.
Namun, masih terdapat banyak siswa kita yang rentan terjebak dalam penipuan finansial. Salah satu penyebabnya adalah minimnya pemahaman mengenai keuangan serta literasi dalam perencanaan keuangan (financial planning). Oleh karena itu, tulisan singkat ini disusun sebagai panduan dasar mengenai perencanaan keuangan (financial planning).
Prinsip dasar
Prinsip utama perencanaan keuangan adalah meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran. Pendapatan dapat diperoleh dari gaji, THR, honorarium, hasil usaha, warisan, hadiah, dan hasil dari investasi. Pendapatan tetap berasal dari gaji, sedangkan yang lainnya bersifat tidak tetap atau bervariasi. Alokasikan setidaknya 10 persen dari pendapatan kita untuk diinvestasikan, kecuali jika Anda memiliki cicilan utang yang mendesak dan harus dilunasi, sehingga investasi tidak memungkinkan.
Untuk menghindari masalah ini, saat mencari utang, pastikan bahwa jumlah cicilan utang tidak melebihi 30 persen dari total penghasilan bulanan Anda. Dengan begitu, Anda masih memiliki 10 persen untuk berinvestasi, 30 persen untuk cicilan utang, 2,5-10 persen untuk kebutuhan sosial (zakat, sedekah, persepuluhan, dan lain-lain), serta sisa 50-57,5 persen dari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan Anda. Dalam ajaran Islam, zakat penghasilan sebenarnya hanya diwajibkan jika penghasilan kita mencapai nisab 85 Gram emas, yang setara dengan sekitar 170 juta per tahun.
Contoh: jika dalam satu bulan, gaji kita mencapai Rp 2 juta, ditambah dengan hadiah uang Rp 1 juta karena ulang tahun, serta honor sebagai sukarelawan di suatu pameran sebesar Rp 1 juta, total penghasilan kita menjadi Rp 4 juta. Pastikan untuk menyisihkan Rp 400 ribu di bulan tersebut untuk investasi (seperti logam mulia, reksa dana, dan lain-lain), maksimal Rp 2,2 juta untuk cicilan utang (karena kita memiliki uang lebih dari hadiah ulang tahun dan pekerjaan sampingan, Anda bisa menambah cicilan utang agar cepat lunas, yaitu 1,2 juta ditambah 2 juta uang tambahan), dan tidak ada kewajiban zakat (karena penghasilan belum mencapai nisab), sehingga kita memiliki Rp 1,4 juta untuk bulan itu. Meskipun kita tidak diwajibkan untuk membayar zakat, sebaiknya kita tetap menyisihkan uang untuk bersedekah sebagai tanggung jawab individu kita sebagai hamba Tuhan. Ingatlah bahwa selalu ada hak orang lain dalam setiap rezeki yang kita terima.
Di sisi lain, jenis pengeluaran sangatlah bervariasi. Kita perlu mampu membedakan antara yang merupakan kebutuhan dasar atau yang harus dibayar (pengeluaran tetap), dan mana yang bisa ditunda atau sekadar keinginan. Contoh pengeluaran yang pasti termasuk biaya pendidikan; biaya utilitas seperti listrik dan air; iuran lingkungan; biaya makan, cicilan utang, transportasi, asuransi JKN, dan lain-lain.
Namun, pengeluaran juga dapat disesuaikan. Contohnya, biaya makan tentunya berbeda antara makan di warteg dan di restoran. Biaya transportasi jelas lebih ekonomis jika menggunakan transportasi umum dibandingkan dengan mobil pribadi. Misalnya, di Jakarta, masyarakat dapat menggunakan angkot JakLingko secara gratis hanya dengan kartu e-money. Selain itu, pelajar juga dapat menggunakan transportasi gratis melalui Bus Sekolah.
Namun, penting untuk membedakan antara hemat dan pelit. Contohnya, kita mungkin lebih berhemat dengan berjalan kaki ke suatu lokasi. Namun, apakah usaha yang dikeluarkan sebanding dengan jarak yang terlalu jauh? Atau, jika kita hanya mengonsumsi camilan ringan atau mi instan sepanjang hari, apakah itu baik untuk kesehatan kita?
Tentang Utang
Mengenai utang, penting untuk membedakan antara utang konsumtif dan produktif. Utang konsumtif merupakan utang yang digunakan hanya untuk tujuan konsumsi tanpa menghasilkan imbal hasil. Contohnya, utang kartu kredit untuk menghadiri konser, membeli barang hobi, dan sejenisnya. Terlebih lagi, utang untuk judi online, yang tidak hanya dilarang oleh agama tetapi juga pasti akan membawa kita ke dalam kemiskinan.
Sementara itu, utang produktif merujuk pada utang yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang.
Contohnya, utang untuk pembelian mobil yang digunakan dalam usaha rental, utang untuk membeli rumah (KPR) yang nilainya cenderung meningkat setiap tahun, utang untuk membeli laptop guna keperluan kerja, dan lain-lain. Ketika memutuskan untuk berutang, penting untuk memastikan bahwa kita memiliki proyeksi bahwa barang yang dibeli dengan utang tersebut akan mendukung produktivitas atau akan memberikan hasil yang lebih baik.
Dalam proses pencarian utang, penting untuk menemukan utang dengan bunga terendah serta kreditor yang paling bersedia untuk bernegosiasi. Secara berurutan, kreditor yang dapat diajak negosiasi dari yang paling mudah hingga yang paling sulit adalah:
1. Orangtua/saudara kandung
2. Kerabat
3. Teman
4. Pegadaian (memerlukan jaminan aset, umumnya emas). Terdapat juga Pegadaian di luar PT Pegadaian yang memperbolehkan penggadaian perangkat, namun menggadaikan barang di PT Pegadaian adalah pilihan utama yang disarankan.
5. Koperasi
6. Bank
7. Pinjol legal
8. Rentenir atau lintah darat, termasuk pinjaman online ilegal.
Mencari pinjaman sebaiknya dilakukan melalui lembaga yang resmi, seperti PT Pegadaian, bank, dan pinjaman online yang berada di bawah pengawasan OJK, serta koperasi tempat kita menjadi anggota dengan catatan yang jelas. Hati-hati terhadap lembaga yang meminta kita untuk mentransfer uang terlebih dahulu sebelum menerima pinjaman. Sebab, biaya yang berkaitan dengan pinjaman akan dipotong langsung dari jumlah pinjaman yang kita terima, bukan dibayarkan di muka. Jika ada pihak yang meminta transfer di awal, kemungkinan besar itu adalah penipuan. Alih-alih mendapatkan pinjaman, kita malah bisa mengalami kerugian.
Tentang Investasi
Dalam hal investasi, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan.
1. Utamakan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari terlebih dahulu, sebelum memulai investasi.
2. Hindari berutang untuk tujuan investasi. Ingatlah prinsip yang pertama. Jika Anda masih memiliki utang, itu berarti Anda belum siap untuk berinvestasi.
3. Hindari menggunakan uang yang dialokasikan untuk kebutuhan dasar dalam berinvestasi. Simpanlah tabungan kuliah, asuransi pensiun, dan uang belanja sesuai dengan tujuannya. Dana yang digunakan untuk investasi sebaiknya berasal dari uang yang tidak terpakai (idle fund).
4. Hindari menempatkan seluruh dana investasi Anda dalam satu tempat.
5. Prinsip risiko tinggi, imbal hasil tinggi. Investasi yang menawarkan keuntungan besar tentu memiliki tingkat risiko yang tinggi juga.
6. Prinsip bahwa tidak ada produk investasi yang dapat memberikan imbal hasil atau keuntungan yang pasti, kecuali untuk deposito melalui bunga dan obligasi melalui kuponnya, tidak peduli seberapa logisnya investasi tersebut. Contoh terbaru yang melibatkan seorang tokoh keuangan terkenal yang ternyata penipu adalah kasus Bernie Madoff yang menjanjikan imbal hasil pasti sebesar 9-10 persen per tahun.
7. Percayalah pada kemampuan diri sendiri. Uang yang diinvestasikan adalah milik kita, jadi kita bertanggung jawab untuk mengelolanya dengan bijak melalui analisis yang rasional. Hindari berinvestasi pada suatu produk hanya karena merasa tidak enak hati kepada saudara atau teman yang menawarkan. Ingatlah, saat uang investasi kita hilang, biasanya tidak ada yang mau menanggung akibatnya kecuali diri kita sendiri.
8. Prinsip no pain, no gain. Artinya, setiap investasi memerlukan kerja keras. Tidak ada pendapatan pasif yang benar-benar tanpa usaha. Memiliki deposito atau obligasi juga mengharuskan kita untuk memperhatikan perubahan suku bunga. Mengelola kos-kosan memerlukan kita untuk selalu memantau kondisi kos tersebut. Terlebih lagi, berinvestasi di saham dan reksa dana yang mengharuskan kita mengikuti perkembangan berita ekonomi. Singkatnya, tidak ada investasi yang bisa sepenuhnya berjalan otomatis.
9. Sebagai seorang pelajar, cobalah untuk memulai investasi dengan jumlah kecil terlebih dahulu asalkan dilakukan secara teratur. Contohnya, Anda bisa mulai membeli obligasi dengan nilai minimal Rp 1, saham dengan minimal 100 lembar atau 1 lot, reksa dana dengan minimal Rp 100 ribu, dan lain-lain, tetapi pastikan untuk berinvestasi setiap bulan.
10. Teliti semua jenis produk investasi dengan cermat, termasuk produk investasi terbaru seperti cryptocurrency. Diskusikan dengan para ahli, investor yang telah lebih dulu berinvestasi, baca berita, dan sebagainya.
Terakhir, mengenai pendapatan, cara untuk memaksimalkan penghasilan di luar gaji adalah dengan mencari sumber pendapatan tambahan. Ini dapat dilakukan dengan mengambil pekerjaan sampingan (seperti menjadi agen asuransi, MLM, kerja paruh waktu, menerjemahkan buku, fotografi, dan lain-lain), memulai usaha wiraswasta (seperti waralaba atau membuka usaha sendiri), menjual barang-barang yang tidak terpakai di rumah, atau menjual barang-barang hobi seperti komik dan mainan vintage (baik secara langsung, melalui media sosial, maupun platform e-commerce), menjadi influencer, dan berbagai cara lainnya.
Akan tetapi, pekerjaan sampingan ini seharusnya tidak mengganggu pekerjaan utama, terutama jika kita masih berstatus sebagai pelajar yang tugas utamanya adalah belajar hingga lulus.
Harapan saya, panduan dasar ini bermanfaat bagi siswa dan pembaca pada umumnya. Semoga kita semua selalu mendapatkan doa selamat dan kesuksesan.
Referensi:
1. Safir Senduk, Mengelola Pengeluaran dengan Cerdas (Penerbit Elex)
2. Roy Sembel, Smart Borrowing (Publisher Elex)
3. Mike Rini, 120 Cara Mengatur Keuangan Pribadi (Penerbit Elex)
4. Diana Henriques, Wizard of Lies (Times Books)
5. Safir Senduk, Menemukan Sumber Pendapatan Tambahan (Penerbit Elex)